Wednesday, September 17, 2014

Istilah Imam Mahdi

ISTILAH TERMINOLOGI IMAM MAHDI
Terminologi (Bahasa latin: Terminus) atau peristilahan adalah ilmu tentang istilah dan penggunaannya. Istilah (bahasa Arab) adalah kata dan gabungan kata yang digunakan dalam konteks tertentu.
Secara etimologi Imam (bahasa Arab) artinya Pemimpin. Mahdi (bahasa Arab) ertinya orang yang diberi petunjuk. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Mahdi” diartikan sebagai “penunjuk jalan.” Dengan demikian terminologi Imam Mahdi adalah PEMIMPIN YANG DIBERI PETUNJUK OLEH ALLAH (TUHAN) UNTUK MENUNJUKKAN JALAN YANG BENAR, DAN LURUS UNTUK KESELAMATAN DAN KEBAHAGIAAN MANUSIA.
Berdasarkan terminologi di atas, maka dapat ditarik satu kesimpulan bahwa Imam Mahdi tidak bisa diartikan sempit atau dibatasi sebagai pemimpin islam saja oleh karena Imam Mahdi adalah PEMIMPIN UMMAT MANUSIA, meliputi ummat yang beragama hindu, buddha, konghu chu, kristen, islam, majusi, zoroasterianisme, dan aliran-aliran kepercayaan atau kebatinan dan seterusnya tanpa kecuali.
DIHARAPKAN KEMUNCULANNYA
Tidak ada satu pun dalil hukum yang dapat membenarkan bahwa ummat islam mengharapkan kemunculan IMAM MAHDI. Perkataan dan keyakinan ummat islam bukanlah sebuah jaminan hukum jika mereka menaruh harapan yang besar terhadap kemunculan Imam Mahdi. Menyebut Imam Mahdi sebagai pemimpin untuk ummat islam saja adalah sebuah kekeliruan fatal yang mementahkan seluruh argumen-argumen yang mereka kemukakan. Ummat islam terjebak dan terbelenggu pada primordialisme mereka sendiri.
HANYA SATU yang mengharapkan dan mendamba-dambakan kemunculan Imam Mahdi yaitu Allah, Tuhan Semesta Alam.
Nabi Muhammad bersabda : Andaikan dunia tinggal sehari, sungguh Allah akan panjangkan hari tersebut sehingga diutus padanya seorang lelaki dari ahlil baitku namanya serupa namaku, nama ayahnya serupa nama ayahku. Ia akan penuhi bumi dengan kejujuran dan keadilan sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kezaliman dan penganiayaan (Hadits Riwayat Abu Dawud)
Ahlil Bait (Bahasa Arab) adalah istilah yang berarti “orang rumah” atau keluarga. Muslim syi’ah berpendapat bahwa Ahlil bait mencakup lima orang yaitu Ali, Fatimah, Hasan, dan Husain. Mereka menafsirkan Imam Mahdi harus dari keturunan Sayyidina Ali. Muslim sunni berpendapat bahwa ahlil bait adalah keluarga Muhammad dalam arti luas meliputi istri-istri dan cucu-cucunya hingga kadang-kadang ada yang memasukkan mertua-mertua dan menantunya.
Cakra Ningrat berpendapat: Kata “ahlil baitku” memiliki makna adanya sebuah kedekatan yang paling dekat dalam konteks “ilahiah” sehingga kedekatan itu tidak boleh dibatasi oleh sekat-sekat yang bersifat manusiawi (anak, cucu, menantu, mertua, dst). kerana kedekatannya dalam konteks “ilahiah” sehingga nabi mengatakan “lelaki dari ahlil baitku, namanya serupa namaku, nama ayahnya serupa nama ayahku.” Sebuah hubungan dalam ikatan yang tak terpisahkan.
Imam Mahdi bukan Muhammad dan Muhammad bukan Imam Mahdi. Muhammad tidak bisa disamakan dengan Imam Mahdi dan Imam Mahdi tidak bisa disamakan dengan Muhammad. Keterkaitan Imam Mahdi dengan Muhammad ibarat SEKEPING MATA WANG. Alquran diwahyukan kepada Muhammad. Imam Mahdi ditugaskan membuktikan secara nyata kebenaran alqur’an. Oleh kerana alqur’an berisikan firman-firman Tuhan, Yang membenarkan kitab-kitab sebelumnya yaitu injil (perjanjian baru), zabur dan taurat (perjanjian lama) maka Tuhan-lah yang paling mengharapkan dan mendamba-dambakan kemunculan Imam Mahdi untuk membuktikan kebenaran firman-firman-Nya.

No comments:

Post a Comment